Mahasiswa Hidupkan Semangat Literasi di Dusun Pace
4 jam lalu
Awalnya mereka khawatir ajakan tak disambut antusias warga
Pace, 18 Agustus 2025 — Semangat membaca kembali digelorakan lewat program pengabdian masyarakat bertajuk Pengadaan dan Pengelolaan Perpustakaan Dusun. Pengabdian ini bertujuan untuk menghadirkan ruang literasi yang dapat dinikmati seluruh warga Dusun Pace, terutama anak-anak dan remaja usia sekolah.
Kegiatan ini bermula dari keinginan sederhana: menyediakan sarana dan prasarana belajar yang mudah diakses oleh masyarakat. Kami menyadari bahwa membaca adalah jendela ilmu, namun tidak semua warga memiliki kesempatan dan fasilitas untuk membuka jendela tersebut. Dari sinilah muncul ide untuk menghadirkan sebuah taman bacaan di Balai Dusun Pace.
Mengajak Masyarakat Lewat Donasi Buku
Untuk mengumpulkan koleksi bacaan, informasi disebarluaskan berupa pamflet donasi buku melalui berbagai media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Respon masyarakat cukup antusias—buku-buku lama yang semula hanya tersimpan di rak kini kembali punya “rumah baru”.
“Siapa pun bisa berkontribusi. Kami menerima semua jenis buku, mulai dari buku pelajaran SD hingga bacaan umum. Setelah dikumpulkan, buku-buku itu kami sortir agar rapi dan mudah dicari”.
Penyortiran dilakukan dengan membagi buku ke dalam beberapa kategori, antara lain buku pelajaran SD, SMP, SMA, buku bacaan anak, dan buku umum. Melalui penataan yang sistematis, pengunjung dapat dengan mudah menemukan buku sesuai kebutuhan.
Sosialisasi hingga Pembukaan Perpustakaan
Setelah koleksi buku siap, tahap berikutnya adalah sosialisasi kepada warga. Kelompok pengabdian masyarakat menginformasikan keberadaan taman baca ini kepada masyarakat, khususnya anak-anak dan pelajar. Pengumuman dilakukan secara langsung, dari mulut ke mulut dan video singkat yang diupload di sosial media agar seluruh warga mengetahui bahwa kini mereka memiliki perpustakaan sendiri di balai dusun.
“Awalnya kami khawatir masyarakat belum terbiasa datang ke perpustakaan, tapi setelah beberapa kali sosialisasi dan ajakan, anak-anak mulai tertarik. Mereka datang, membaca bersama, dan bahkan saling bertukar cerita,” ujar salah satu mahasiswa dengan antusias.
Meski kegiatan berjalan lancar, kelompok pengabdian masyarakat yang terdiri dari dosen dan mahasiswa menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah masih rendahnya minat baca sebagian warga, terutama anak-anak dan remaja. Selain itu, belum terbentuknya pengurus tetap menjadi kendala tersendiri dalam pengelolaan perpustakaan ke depannya.
Namun, semangat para mahasiswa tidak surut. Mereka berharap kegiatan ini menjadi langkah awal tumbuhnya budaya literasi di Dusun Pace. Dengan adanya taman bacaan, diharapkan masyarakat dapat menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari.
“Perpustakaan ini bukan sekadar tempat buku disimpan, tapi ruang belajar bersama. Semoga setelah kami kembali ke kampus, masyarakat bisa terus menjaga dan mengembangkannya,” tutur ketua pengabdian masyarakat dengan penuh harap.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler